-->

Tahapan usaha budidaya tanaman sawi yang mudah dan sederhana

Kandungan gizi dalam sayuran yang sangat tinggi kita butuhkan dalam tubuh kita. Oleh karena itu kita mengenal ada banyak olahan makanan dari berbagai jenis sayuran. Salah satu sayuran terkenal yang pastinya sudahh sangat sering kita dengar adalah  sawi. Ada yang belum pernah tau tanaman sawi itu.???? Nah pada bagian ini kita akan membahas proses budidaya tanaman sawi. Namun, sebelim itu mari kita tinjau secara singkat definisi tanaman sawi itu.. cusss scroll kebawah....

Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang dimanfaatkan daun atau bunganya sebagai bahan pangan (sayuran), baik segar maupun diolah. Sawi mencakup beberapa spesies Brassica yang kadang-kadang mirip satu sama lain.

Di Indonesia penyebutan sawi biasanya mengacu pada sawi hijau (Brassica rapa kelompok parachinensis, yang disebut juga sawi bakso, caisim, atau caisin). Selain itu, terdapat pula sawi putih (Brassica rapa kelompok pekinensis, disebut juga petsai) yang biasa dibuat sup atau diolah menjadi asinan. Jenis lain yang kadang-kadang disebut sebagai sawi hijau adalah sesawi sayur (untuk membedakannya dengan caisim). Kailan (Brassica oleracea kelompok alboglabra) adalah sejenis sayuran daun lain yang agak berbeda, karena daunnya lebih tebal dan lebih cocok menjadi bahan campuran mi goreng. Sawi sendok (pakcoy atau bok choy) merupakan jenis sayuran daun kerabat sawi yang mulai dikenal pula dalam dunia boga Indonesia.

uraian diatas adalah sedikit mengenai definisi dan jenis tanaman sawi, sesuai dengan topik diatas kita akan membahas budidaya tanaman sawi hingga dapat diolah, kembalii simak uraian di bawah ini yukk... scroll ...

TAHAPAN USAHA BUDIDAYA TANAMAN SAWI



Bagi orang indonesia pastinya sudah tidak asing lagi dong dengan jenis sayuran ini. Bahkan mungkin ada yang sering sekali mengolah sayuran ini menjadi makanan lezat. Sebelum menjadi bahan makanan pastinya ada proses sebelumnya hingga siap untuk diolah menjadi jenis makanan seperti tumis, oseng-oseng atau sebagai bahan pelengkap makanan. 

Petani telah berusaha agar kita dapat menyantap jenis sayuran ini dengan melalui beberapa proses mulai dari penanaman hingga pemanenan. Nah untuk cara bertanam sawi sesungguhnya tak berbeda jauh dengan budidaya sayuran pada umumnya. Budidaya konvensional di lahan meliputi proses pengolahan lahan, penyiapan benih, teknik penanaman, penyediaan pupuk dan pestisida, serta pemeliharaan tanaman hingga kurun waktu tertentu sampai sayuran siap untuk di panen.

Sawi dapat ditanam secara monokultur maupun tunmpang sari. Tanaman yang dapat ditumpangsarikan antara lain : bawang daun, wortel, bayam, kangkung darat. Sedangkan menanam benih sawi ada yang secara langsung tetapi ada juga melalui pembibitan terlebih dahulu.

Berikut ini akan dibahas mengenai teknik budidaya sawi secara konvensional di lahan.

PEMBENIHAN.

Pentingnya benih ini merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Benih yang baik akan menghasilkan tanaman yang tumbuh dengan bagus tetapi benih yang jelek akan menghasilkan tanaman yang sebaliknya. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram.

Untuk bentuk fisik Benih sawi yaitu berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras dengan Warna kulit benih coklat kehitaman.

Sebelumnya ada hal penting yang perlu kita pehatikan saat membeli benih sayuran sawi yaitu Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil dengan catatan jangan asal membeli yaa, karena kualitas benih menentukan hasil yang diperoleh nantinya.

Namun, Apabila benih yang kita gunakan adalah dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari dan penanaman sawi yang akan dijadikan benih terpisah dari tanaman sawi yang lain dan Juga memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, tempat penyimpanan dan diharapkan lama penggunaan benih tidak lebih dari 3 tahun.

PENGOLAHAN TANAH.

Proses yang kedua adalah Pengolahan tanah yaitu yang secara umum dilakukan dengan penggemburan dan pembuatan bedengan. Tahap-tahap pengemburan yaitu pencangkulan yang memiliki tuuan untuk memperbaiki struktur tanah dan sirkulasi udara, pemberian pupuk dasar untuk memperbaiki fisik serta kimia tanah yang akan menambah kesuburan lahan yang akan kita gunakan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam tahp ini adalah sebagai berikut:
  • Tanah yang hendak digemburkan harus dibersihkan dari bebatuan, rerumputan, semak atau pepohonan yang tumbuh dan bebas dari daerah ternaungi, karena tanaman sawi suka pada cahaya matahari secara langsung Sedangkan kedalaman tanah yang dicangkul sedalam 20 sampai 40 cm.
  • Pemberian pupuk kandang fermentasi 3 - 5 ton/ha.
  • Pupuk kandang fermentasi diberikan saat penggemburan agar cepat merata dan bercampur dengan tanah yang akan kita gunakan.
  • Bila daerah yang mempunyai pH terlalu rendah (asam) sebaiknya dilakukan pengapuran. Pengapuran ini bertujuan untuk menaikkan derajad keasam tanah, pengapuran ini dilakukan jauh-jauh sebelum penanaman benih, yaitu kira-kira 2 sampai 4 minggu sebelumnya. Sehingga waktu yang baik dalam melakukan penggemburan tanah yaitu 2 – 4 minggu sebelum lahan hendak ditanam. Jenis kapur yang digunakan adalah kapur kalsit (CaCO3) atau dolomit (CaMg(CO3)2).
  • Setelah olah tanah selesai, lakukan penyemprotan larutanPOC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air & WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air scr merata di permukaan lahan.

PEMBIBITAN.

Setelah tanah diolah tahap selanutnya adalah Pembibitan yang dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk penanaman. Karena lebih efisien dan benih akan lebih cepat beradaptasi terhadap lingkungannya. Hal-hal penting yang perlu kita perhatikan selama pembibitan adalah sebagai berikut :
  • Ukuran bedengan pembibitan yaitu lebar 80 – 120 cm dan panjangnya 1 – 3 meter.
  • Curah hujan lebih dari 200 mm/bulan, tinggi bedengan 20 – 30 cm.
  • Dua minggu sebelum di tabur benih, bedengan pembibitan ditaburi dengan pupuk kandang lalu di tambah 20 gram urea, 10 gram TSP, dan 7,5 gram Kcl.
  • Cara melakukan pembibitan ialah sebagai berikut : benih ditabur, lalu ditutupi tanah setebal 1 – 2 cm, lalu disiram dengan sprayer.
  • 3 – 5 hari benih akan tumbuh semprot dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air, & WT Zpt dosis 2 ml/lt air scr periodik 3 – 5 hr sekali.
  • Setelah berumur 3 – 4 minggu sejak disemaikan tanaman dipindahkan ke bedengan.

PENANAMAN.

Tibalah saatnya untuk proses selanjutnya yaitu penanaman dengan menggunakan media bedengan dengan ukuran lebar 120 cm dan panjang sesuai dengan ukuran petak tanah.
  • Tinggi bedeng 20 – 30 cm dengan jarak antar bedeng 30 cm, seminggu sebelum penanaman dilakukan pemupukan terlebih dahulu yaitu pupuk kandang 3 – 5 ton/ha, TSP 40 kg/ha, Kcl 15 kg/ha.
  • Sedang jarak tanam dalam bedengan 40 x 40 cm , 30 x 30 dan 20 x 20 cm.
  • Pilihlah bibit yang baik, pindahkan bibit dengan hati-hati, lalu membuat lubang dengan ukuran 4 – 8 x 6 – 10 cm.
  • Semprot dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Glio dosis 10 ml/lt air

PEMELIHARAAN.

Proses atau tahap yang gak kalah penting adalah pemeliharaan. Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah penyiraman, dimana penyiraman ini tergantung pada musim, bila musim penghujan dirasa berlebih maka kita perlu melakukan pengurangan air yang ada, tetapi sebaliknya bila musim kemarau tiba kita harus menambah air demi kecukupan tanaman sawi yang kita tanam. Bila tidak terlalu panas penyiraman dilakukan sehari cukup sekali sore atau pagi hari.

Penjarangan dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat.

Penyulaman ialah tindakan penggantian tanaman ini dengan tanaman baru. Caranya sangat mudah yaitu tanaman yang mati atau terserang hama dan penyakit diganti dengan tanaman yang baru.

Penyiangan biasanya dilakukan 2 – 4 kali selama masa pertanaman sawi, disesuaikan dengan kondisi keberadaan gulma pada bedeng penanaman. Biasanya penyiangan dilakukan 1 atau 2 minggu setelah penanaman. Apabila perlu dilakukan penggemburan dan pengguludan bersamaan dengan penyiangan.

Pemupukan tambahan diberikan setelah 3 minggu tanam, yaitu dengan urea 20 kg/ha.

Penyemprotan dengan larutan POC WarungTani I dosis 10 ml/lt air, WT Bakterisida dosis 10 ml/lt air, WT Trico/Gliodosis 10 ml/lt air scr periodik 1 minggu sekali sampai masa panen.

PEMANENAN

Masa panen bisa dimulai sekitar 50-80 hari usai penanaman benih untuk pertama kalinya. Potong saja dari bagian atas sampai hampir menyentuh bagian dekat tanah. Lakukan panen sebelum musim hujan mulai tiba.

Hal-hal diatas adalah cara budidaya tanaman sawi yang gak jauh beda dengan jenis sayuran lainnya. bagaimana tertarik untuk menanam sayuran ini??? bisa coba langsung dan praktekkan, Semoga artikel ini bermanfaat!

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel