-->

Selamat peringatan Hari Aksara sedunia ke-54 Tahun 2019


Pada tanggal 8 September tahun 2019 kita akan kembali memperingati Hari Aksara yang merupakan suatu peringatan yang penting bagi kita semua sebagai rakyat Indonesia. Tanggal 8 september diproklamasikan sebagai Hari Aksara Internasional pada 17 November 1965 oleh UNESCO. Hal ini dilatarbelakangi oleh masih banyaknya individu dewasa yang mengalami buta aksara di seluruh negeri.

Ada yang belum tahu apa itu hari aksara?? Hari Aksara berkaitan dengan tuna aksara yaitu ketidakmampuan seseorang untuk membaca menulis atau disebut juga dengan Buta huruf. Ketidakmampuan ini akan menempatkan seseorang dan suatu masyarakat dalam posisi ketertinggalan, karena membaca dan menulis merupakan jendela dunia. Buta aksara akan berdampak pada indeks pembangunan manusia serta pada sektor pembangunan lainnya. Buta aksara akan  menghasilkan kebodohan yang dengannya beriringan dengan keterbelakangan dan kemiskinan.

Tidak hanya dalam negeri tetapi Hari Aksara ini diperingati sebagai hari besar internasional. Masyarakat di berbagai belahan dunia pun ikut memperingati Hari aksara yang disebut sebagai Hari Aksara Internasional (HAI). Perayaan Hari Aksara Internasional (HAI) ini dilandasi dengan semangat dan upaya penuntasan tuna aksara yang masih melanda banyak negara saat ini. Karena itu, Hari Aksara Internasional ini diperingati oleh setiap negara untuk mengingatkan pentingnya keaksaraan dalam membangun peradaban dan meningkatkan kualitas hidup manusia.

Dari tahun ke tahun, Hari Aksara diperingati dengan cukup baik. Misalnya, pada tahun 2016 lalu, peringatan Hari Aksara Internasional (HAI) digelar di depan kantor Gubernur Sulawesi Tengah, acara ini diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy yang diwakilkan oleh Dirjen Pendidikan Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kemendikbud, Harris Iskandar. Setelah peringatan Hari Aksara Internasional, juga diberikan penghargaan kepada tokoh dan masyarakat yang menggerakan literasi di seluruh Indonesia. Serta anugerah aksara kepada pegiat keberaksaraan dan tokoh pegiat perempuan marginal.

Peringatan Hari Aksara merupakan sebuah pengingat, bahwa kita masih menempuh jalan panjang untuk mencapai keaksaraan yang hakiki.  Peringatan Hari Aksara di Indonesia juga menjadi sangat penting agar semua pihak, pemerintah, pemerintah daerah, swasta, LSM, dan masyarakat luas tergugah untuk sama-sama menghadapi persoalan tuna aksara ini secara serius agar tingkat tuna aksara tidak semakin meninggi.

Mengingat jumlah penduduk yang mengalami tuna aksara di Negara Indonesia masih tergolong tinggi, Maka sangat diperlukannya upaya penuntasan tuna aksara di Indonesia. Keaksaraan merupakan bagian dari hak asasi manusia (HAM), Adanya Hari Aksara ini diharapkan muncul kesadaran dari para pemimpin negara dan masyarakat di seluruh dunia untuk meningkatkan kesadaran akan banyaknya individu yang buta aksara. Selain itu juga dapat muncul beragam program atau proyek yang akan memberantas buta aksara di seluruh dunia. sekaligus menjadi alat pemberdayaan personal dan media perkembangan sosial seseorang. Orang dewasa memiliki peran penting yang dapat mewujudkan kondisi pendukung untuk harapan di generasi mendatang.

Upaya dari pemerintah sangat penting dalam menumbuhkan kesadaran akan motivasi belajar. Karena masalah pada lemahnya motivasi belajar merupakan akar permasalahan dalam usaha penuntasan tuna aksara.  Maka perlu adanya kesungguhan dalam membangun motivasi belajar. Bahwa para penderita buta aksara tidak hanya diajarkan tata cara membaca, menulis, dan berhitung, namun mereka juga diajarkan ketrampilan skil, semisal membatik dan memasak. keaksaraan akan menambah taraf hidup dan kesejahteraan, selain tentunya meningkatkan harga diri bangsa, memperkuat nilai-nilai budaya.

Mengingat hal ini perlunya melakukan kerjasama dengan beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta dalam upaya penuntasan tuna aksara. Misalnya, dalam program kuliah kerja nyata (KKN), mahasiswa yang terjun langsung di tengah masyarakat terlibat dalam proses pembelajaran pendidikan keaksaraan. Cara lain adalah dengan mengintegrasikan program pendidikan keaksaraan dengan program-program pemberdayaan masyarakat lainnya. Dalam konteks ini, penanganan program pendidikan keaksaraan dapat dimaksimalkan melalui dukungan dari anggaran APBN sebagai investasi dalam menciptakan masyarakat  meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Bila upaya-upaya terus dilakukan maka masalah tuna aksara perlahan-lahan pasti akan bisa diatasi dan jumlah penduduk tuna aksara di Indonesia semakin kecil, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Membaca atau keaksaraan adalah bagian penting dari pendidikan. Karena pendidikan merupakan senjata paling ampuh untuk mengubah dunia. Sebuah dunia yang muram dan terbelakang menjadi dunia yang cerah dan sejahtera.

Selamat Hari Aksara ke-54 Tahun 2019!


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel